Selamat Datang di Portal Pendidikan

Puisi Ramadhan

Puisi Ramadhan

Dalam Islam, Ramadhan bulan istimewa. Banyak keutamaan yang ada pada bulan ini. Diantaranya karena pada bulan ini Al Qur'an diturunkan. Jika kita beribadah, maka pahala akan dilipatgandakan.
Bulan yang penuh berkah, dimana Allah swt memberikan naungan-Nya menurunkan Rahmat-Nya, menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan mengabulkan do'a. Disinilah bulan terbaik untuk berpacu melakukan kebaikan. Tidak heran jika kemudian banyak orang Islam yang terinspirasi untuk membuat puisi Ramadhan.
Tentu saja banyak manfaat yang bisa didapatkan melalui puisi Ramadhan. Diantaranya sebagai sarana untuk saling nasihat-menasihati dan berlomba dalam kebaikan. Pada puisi-puisi tersebut, biasanya akan berisi keagungan bulan Ramadhan, ajakan untuk beribadah, menjauhi kemaksiatan, penyesalan atas dosa, tentang malam Lailatul Qadr yang memiliki seribu kebaikan, dan sebagainya.
Biasanya pada bulan Ramadhan, mulai dari media massa, internet, maupun madding di masjid, sekolah, kampus, akan banyak terlihat puisi Ramadhan. Hal ini sebagai sarana untuk beramar makruf nahi munkar. Jika saja kita mau mencermati, maka bagi pembaca akan terbawa nuansa religi yang sengaja diciptakan oleh penyairnya.
Bahkan, tidak jarang kita temukan lomba mencipta maupun membaca puisi Ramadhan. Penyelenggaranya pun bermacam-macam, mulai dari sekolah, organisasi, perusahaan, dan sebagainya. Jangan ditanya, peminatnya pun selalu berlimpah ruah.
Nah, dengan cara ini, maka semangat untuk membuat karya seni, dalam hal ini puisi, akan lebih tinggi. Apalagi jika hadiah yang ditawarkan peserta cukup menarik. Meski demikian, jika niatnya tulus ikhlas, maka bukan lagi pahala yang diharapkan. Namun lebih untuk menularkan semangat Ramadhan dan mengharap paala dari Allah SWT.
Dalam membuat puisi Ramadhan, seringkali banyak tema yang bisa digali. Karena, bisa jadi pengalaman menjalankan ibadah di bulan ramadhan masing-masing orang tidak sama.Karenanya, hikmah Ramadhan akan terus bisa digalii kapan saja, sesuka kita. Karenanya, tidak ada alasan untuk kehabisan tema, maupun tidak ada ide terkait dengan topik bulan Ramadhan.
Tidak heran jika kemudian puisi Ramadhan bisa dinikmati dalam bentuk senandung. Ya, pada era 70-an, Bimbo berhasil menjawab tantangan para sastrawan untuk memberikah ruh musik pada deretan larik puisi yang telah mereka toreh. Setidaknya ada 5 puisi yang dibingkai Bimbo dalam melodi yang lirih, ekspresif sekaligus classy, yang dibawakan dalam pentas pertunjukan di Taman Ismail Marzuki pada Januari 1973. Bisa dibayangkan sederet larik puisi yang mungkin diekspresikan dengan intonasi maupun artikulasi berubah menjadi tatanan nada yang melodius.
Salah satu fenomena yang tertoreh dari Bimbo adalah bergaungnya repertoar religius Bimbo di sepanjang bulan suci Ramadhan. Harian Republika 12 Janauri 1997 menulis : ''Bulan Ramadhan adalah bulan Bimbo. Ini tidak berlebihan; buktikan saja! Lagu yang paling merajai selama bulan suci adalah lagu kasidah. Tampaknya hal ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa pada bulan tersebut lagu-lagu kasidah karya mereka yang sebagian diangkat dari puisi Ramadhan, sering bergema dalam berbagai kesempatan, seakan-akan sudah menjadi semacam lagu wajib. Sayup-sayup suara bariton Acil berkumandang dari radio, televisi, bahkan menyeruak di mal-mal :
Bertaburan nikmat karunia Illahi
Sepanjang bulan Ramadhan
Dan malam seribu bulan
Selamat datang, hai Ramadhan!
Share this post :

Posting Komentar

PAPAN PENGUMUMAN

Statistik Blog

 
Support : dzulAceh | DownloadRPP | BerintaNanggroe
Copyright © 2015. IPNU IPPNU PASURUHAN LOR - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Modified by dzulAceh
Proudly powered by Blogger