Masjid Nabawi didirikan pada tahun 1 Hijriyah atau bertepatan pada bulan
September 662 Masehi. Saat membangun Masjid ini, Nabi sendiri yang
meletakkan batu pertamanya. Sementara batu ke dua, ketiga, keempat dan
kelima masing-masing diletakkan oleh sahabat Abu Bakar, Umar, Usman dan
Ali. Selanjutnya pembangunan dikerjakan secara gotong royong sampai
selesai.
Jangan bayangkan, Masjid Nabawi
saat itu sudah semegah saat ini. Tiang-tiangnya saja masih terbuat dari
batang kurma, atap dari pelepah daun kurma, dan halaman ditutup dengan
batu-batu kecil. Sementara kiblat menghadap Baitul Maqdis karena waktu
itu perintah Allah untuk berkiblat ke Ka'bah belum turun. Masjid Nabawi
kala itu tampil sangat bersahaja tanpa hiasan, tanpa tikar, dan untuk
penerangan di malam hari hanya menggunakan pelepah kurma yang kering dan
dibakar.
Pada tahun ke 4 Hijriyah, masjid ini mengalami
perbaikan untuk kali pertama. Lantai diperbaiki dengan lantai dari batu
bata. Setelah itu, Masjid Nabawi berulang kali mengalami perbaikan dan
perluasan.
Perbaikan paling signifikan terjadi pada tahun 1265 H
pada masa pemerintahan Sultan Abdul Majid. Dalam pembangunan yang
memakan waktu 12 tahun itu, dinding dan tiang-tiang masjid dipercantik
dengan ukiran dan kaligrafi indah yang masih bisa disaksikan sampai
sekarang.
Raja Fahd bin Abdul aziz juga turut andil dalam
perluasan Masjid Nabawi. Alhasil, luas seluruh bangunan masjid sekarang
ini menjadi 165.000 m2. Jumlah menarapun bertambah, dari semula empat
buah menjadi 10 buah. Empat diantaranya mamiliki ketinggian 72 meter da
enam lainnya setinggi 92 meter. Jumla pintu juga bertambah sehingga
menjadi 95 buah. Maka, Masjid Nabawipun tampil megah, cantik dan
menjadi kebanggaan umat Islam di seluruh dunia.
Sumber :
Majalah Haji Indonesia 1428 H, Republika - Departemen Agama RI
Posting Komentar