Cerita Film Sang Kyai
FILM ‘Sang Kyai’ akan dirilis sekitar
bulan Juni 2013. Film ini mengangkat
kisah perjuangan ulama kharismatik
dari Tebuireng, Jombang, Jawa Timur,
yang juga pendiri Nahdlatul Ulama
(NU), KH Hasyim Asy’ari, periode
1942-1947.
Menurut sutradara film Sang Kyai,
Rako Prijanto, pemilihan setting waktu
pada era itu merupakan usulan
Pengurus Besar Nahdatul Ulama
(PBNU). Sebagai tokoh sentral saat
itu, kata Rako Prijanto, KH Hasyim
Asy'ari merupakan penentu arah
dalam pengerahan massa santri dalam
melawan penjajah.
“Hasyim Asy’ari adalah tokoh kunci
dalam menggerakan santri-santri
dalam merebut dan mempertahankan
kemerdekaan. Dengan film ini, kami
ingin menggambarkan tokoh KH
Hasyim Asy’ari dan cara
perjuangannya dengan pendekatan
spiritual karena tidak banyak orang
tahu tentang perjuangan beliau,” kata
Rako Prijanto di Jakarta.
“Beliau-lah yang menyulut rasa
kebangsaaan santri-santrinya di
Tebuireng untuk berperang melawan
penjajah yang dikenal dengan resolusi
jihad yang terjadi diantara 1942-1947.
Semangat resolusi jihad itu akhirnya
menjalar ke masyarakat umum yang
ujung-ujungnya menyulut terjadinya
perang tanggal 10 November 1945
dengan puncaknya terjadi perobekan
bendera Merah Putih Biru menjadi
Merah Purih di Hotel Oranye
Surabaya,” Rako Prijanto
menambahkan.
Sisi menarik lain yang akan
ditampilkan dalam film ini, yakni
adanya gambaran mengenai proses
masuknya pelajaran umum ke
Pesantren Tebuireng. Padahal, saat
itu, pendidikan masih dianggap
sebagai kemungkaran karena dibawa
oleh Kolonial Belanda.
“KH Hasyim Asy’ari adalah seorang
kyai yang sangat mementingkan nilai-
nilai keagamaan, pendidikan dan
persatuan bangsa dalam mendidik
santri-santri di pesantrennya. Dalam
memberikan pengajaran, beliau tidak
hanya memberi pelajaran agama tetapi
juga menjadi pelopor masuknya
pelajaran umum ke pesantren
Tebuireng, padahal pada waktu itu
pendidikan umum masih dianggap
sebagai sebuah kemungkaran,” kata
Sunil Samtani selaku produser film
Sang Kyai dari Rapi Films di Jakarta.
Sunil Samtani menambahkan Rapi
Films sangat bangga bisa
memproduksi film yang
menggambarkan sosok KH Hasyim
Asy’ari. Film ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan moral
terhadap masyarakat Indonesia
terutama kaum muda yang akan
menjadi tulang punggung Indonesia di
masa yang akan datang.
“Izin dari keluarga besar KH Hasyim
Asy’ari dan Nahdatul Ulama sudah
kami dapatkan karena mereka
mengerti bahwa tujuan kami
memfilmkan pendiri beliau adalah
sebagai pendidikan moral terhadap
bangsa akan pentingnya persatuan
bangsa dan pendidikan untuk
kemajuan bangsa,” kata Sunil.
Film ini menghabiskan dana lebih dari
Rp 10 miliar. Aktor Ikranagara akan
memerankan KH Hasyim Asy'ari,
Christine Hakim sebagai Nyai Kapu
(istri KH.Hasyim Asy’ari), Agus
Kuncoro sebagai Wahid Hasyim (anak
KH Hasyim Asy’ari), Adipati Dolken
sebagai Harun (tokoh fiktif), dan
Dimas Aditya sebagai Husyein.
Proses pengambilan gambar sendiri
sudah dilakukan di beberapa kota
yakni di Kediri, Nggondang klaten,
Solo, Ambarawa, dan Semarang.
Editor : Siswanto
Posting Komentar