Pada suatu hari
Nabi Muhammad SAWmengumpulkan para
sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana
cara memberitahu masuknya waktu salat dam
mengajak orang ramai agar berkumpul ke
masjid untuk melakukan salat berjamaah. Di
dalam musyawarah itu ada beberapa usulan.
Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan
benderasebagai tanda waktu salat telah
masuk. Apabila benderanya telah berkibar,
hendaklah orang yang melihatnya
memberitahu kepada umum. Ada juga yang
mengusulkan supaya ditiup trompet seperti
yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama
Yahudi. Ada lagi yang mengusulkan supaya
dibunyikan lonceng seperti yang biasa
dilakukan oleh orang Nasrani. ada seorang
sahabat yang menyarankan bahwa manakala
waktu salat tiba, maka segera dinyalakan api
pada tempat yang tinggi dimana orang-orang
bisa dengan mudah melihat ketempat itu,
atau setidak-tidaknya asapnya bisa dilihat
orang walaupun ia berada ditempat yang
jauh. Yang melihat api itu dinyalakan
hendaklah datang menghadiri salat
berjamaah. Semua usulan yang diajukan itu
ditolak oleh Nabi, tetapi beliau menukar lafal
itu dengan assalatu jami’ah (marilah salat
berjamaah). (KYP3095) Lantas, ada usul dari
Umar bin Khattabjikalau ditunjuk seseorang
yang bertindak sebagai pemanggil kaum
Muslim untuk salat pada setiap masuknya
waktu salat. Kemudian saran ini agaknya bisa
diterima oleh semua orang dan
NabiMuhammad SAW juga menyetujuinya.
Asal muasal adzan berdasar hadits
Lafal adzan tersebut diperoleh dari hadits
tentang asal muasal adzan dan iqamah:
Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin
Zaid berkata sebagai berikut: Ketika cara
memanggil kaum muslimin untuk salat
dimusyawarahkan, suatu malam dalam
tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada
seseorang sedang menenteng sebuah
lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya
kepadanya apakah ia ada maksud hendak
menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku
memintanya untuk menjual kepadaku saja.
Orang tersebut malah bertanya, Untuk apa?
Aku menjawabnya, Bahwa dengan
membunyikan lonceng itu, kami dapat
memanggil kaum muslim untuk menunaikan
salat. Orang itu berkata lagi, Maukah kau
kuajari cara yang lebih baik? Dan aku
menjawab Ya! Lalu dia berkata lagi dan kali
ini dengan suara yang amat lantang:
Allahu Akbar Allahu Akbar
Asyhadu alla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah
Hayya alash sholah (2 kali)
Hayya alal falah (2 kali)
Allahu Akbar Allahu Akbar
La ilaha illallah
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui
Nabi Muhammad.SAW, dan menceritakan
perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi
Muhammad. SAW, berkata, Itu mimpi yang
sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal
dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan
kalimat itu. Dia harus mengumandangkan
adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang
amat lantang. Lalu akupun melakukan hal itu
bersama Bilal. Rupanya, mimpi serupa
dialami pula oleh Umar ia juga
menceritakannya kepada Nabi Muhammad,
SAW.
Posting Komentar