Selamat Datang di Portal Pendidikan

Misteri Bedug

Menyebut kata Bedug,segera tertaut dalam
pikiran kita akan Adzan dan Idul Fitri.Dan
memang bunyi bedug adalah pertanda waktu
sembahyang bagi umat Islam dan bunyi
bedug pun senantiasa menandai berakhirnya
puasa Ramadhan dan dimulainya kemenangan
manusia dalam fitrahnya.Pertautan bedug
dan peribadatan agama Islam telah menapaki
umur panjang.Berabad-abad bunyi bedug
senantiasa menjadi tanda panggilan bagi
umat manusia,khususnya umat Islam untuk
melakukan peribadatan.Di lain sisi,bunyi
bedug juga merupakan satu misteri.Misteri
yang layak untuk ditatap tajami.Menguak
makna,mengais pesan dan
mempermenungkan sebuah hakekat.
Tidak terdapat catatan yang pasti darimana
bedug berasal.Alur yang disepakati banyak
orang,berujar bahwa bedug mulai di kenal di
Jawa saat Laksamana Cheng Ho dari propinsi
Yunnan di Cina,melakukan syiar agama
Islam.Menurut alur tersebut,bedug telah
lebih dahulu dikenal di daratan Cina.Oleh
para Wali Sanga,bedug dijadikan sebuah
unsur yang terpadu dalam ritual dan budaya
yang Islami.
Bedug,tambur besar dengan membran dari
kulit hewan,yang diletakkan pada sebuah
penampang penyangga.Tambur besar dengan
membran dari kulit hewan,juga dikenal oleh
berbagai bangsa di dunia.Di Cina,India,Korea
dan Jepang.Di Jepang,bedug dikenal sebagai
Taiko Drum,yang juga merupakan sebuah
unsur dari kesenian,yang dikenal sebagai
Kodo,The Heart Beat Drum. Apapun
sebutannya,dan apapun akar budaya bangsa
yang mengusungnya,fungsi bedug senantiasa
lestari.Sebagai sebuah Tanda
Berkumpul.Dalam ranah peribadatan maupun
dalam ranah kemasyarakatan.Dalam ranah
kemasyarakatan,fungsi bedug hampir mirip
dengan kenthongan.Namun fungsi bedug
sebagai tanda berkumpul dalam sebuah
komunitas,saat ini sudah sirna.Pupus oleh
SMS,BBM dan pamflet serta selebaran.
Dalam musikologi,bedug adalah alat musik
perkusi.Alat musik yang menghasilkan bunyi
dengan cara dipukul.Dan memang bedug
dibunyikan dengan sebuah pemukul yang
disebut mallet.Bedug dikelompokkan ke
dalam membranophone.Alat musik
bermembran sebagaimana drum
set,kendang,bongo,conga dan sejenisnya.Seni
menabuh bedug juga mengalami
perkembangan.Sama halnya dengan seni
perkusi pada umumnya,tidak hanya bagian
membran yang dieksploitasi bunyinya.Namun
keseluruhan badan bedug dapat dieksplorasi
dan dieksploitasi sebagai penghasil bunyi
dengan warna bunyi yang beraneka
macam.Dengan demikian,bedug,dalam
perkembangannya bukan sekedar
membranophone,tetapi juga sebuah
idiophone.Karena badannya dapat juga
sebagai sumber bunyi.Seni permainan tambur
besar bermembran,telah lama di kenal di
nusantara.Meski tak mengistilahkan bedug,di
beberapa daerah nusantara terdapat bentuk
alat musik perkusi serupa bedug.Misalnya di
Nias,daerah Mandailing dan Minangkabau.
Sebagai sebuah alat musik,bedug memiliki
nada,Meski dikarenakan sifat perkusifnya,tala
nada yang dihasilkan bedug tidaklah sejelas
alat musik piano misalnya.Warna bunyi atau
timbre dari bedug cenderung tumpul jika
dibandingkan warna bunyi perkusi yang
lain,misalnya kendang.Frekuensi bunyi bedug
berada pada wilayah frekuensi Bass.Dalam
musik tradisionil,bunyi dalam frekuensi bass
memiliki fungsi sebagai Drona (Inggris :
Drone).Yaitu tesis atau tekanan pemberat
pada pola irama.Irama adalah pola ketukan
yang berulang dengan pola tertentu.Dan
pola-pola irama membentuk siklus.Pada
musik tradisional,siklus pola irama tersebut
bermuara pada Drona.Dengan
demikian,dapatlah dikatakan bahwa Drona
adalah penggambaran sebuah PUSAT
kesemestaan.Filosofi ini dapat dimaknai
bahwa bunyi bedug adalah pengejawantahan
dari suara Sang Ilahi,pusat semesta.
Mendengar bunyi bedug dapat dikatakan
sebagai pengejawantahan mendengar suara
Sang Ilahi.Bunyi yang bertalu-talu membentuk
impresi adanya “panggilan” yang harus
ditanggapi segera.Afeksinya adalah rasa
keterpanggilan kita untuk segera tanggap
akan panggilan tersebut. Fenomena semacam
ini adalah sebuah misteri.Misteri tentang
ketertarikan suatu rasa dengan bunyi.Misteri
tentang afeksi jiwa menanggapi panggilan
transenden dalam wujud bebunyian.Dan tentu
saja misteri tentang esensi dari ke Ilahian
yang terwujud dalam bunyi.
Bunyi bedug dihasilkan dengan memukul
membran.Dan membran ini memiliki bentuk
sebuah lingkaran.Bidang geometri yang
memiliki siklus sempurna.Tak ada awal dan
tanpa akhir.Morfologi ini juga sebuah
misteri.Misteri tentang keberadaan Sang Ilahi
yang adalah awal dan akhir itu sendiri.Semua
terpampang dalam bentuk sebuah bedug.
Bidang yang berbentuk lingkaran juga
menyimpan misteri tersendiri.Secara
geometris,lingkaran terbentuk dari titik yang
tak terhingga jumlahnya.Membran bedug
berbentuk lingkaran.Dengan demikian,ada
jumlah tak terhingga dari titik pada membran
bedug.Titik-titik tersebut menjadi lokus
pukulan mallet.Efeknya adalah sebetulnya
ada nuansa warna bunyi yang juga tak
terhingga.Meskipun ini bersifat mikro
sehingga tidak serta merta dapat dengan
gampang dicerna sebagai persepsi terhadap
pendengaran.Filosofi psikoakustik macam ini
juga menyuguhkan misteri.Sebagaimana
kuasa Ilahi yang juga tak terhingga.Ada
pesan pengedepanan dari sifat “Maha” pada
Sang Ilahi.Juga bahwa Tuhan,sebagai Sang
Ilahi sering melakukan karya perbuatanNya
secara mikro.Tak kasat mata dan juga tidak
gampang tercecap inderawi kita.Semua ini
misteri,dan bunyi bedug adalah
representasinya.
Bedug adalah tetabuhan tambur
besar.Esensinya adalah tanda,aba-aba,untuk
kegiatan peribadatan dan juga salah satu
bentuk komunikasi sosial.Perwujudan
bunyinya mengandung misteri.Misteri yang
jika dipermenungkan akan bermuara pada
kesejatian yang hakiki.Tuhan yang
Esa.Aktualisasinya adalah,akankah kita
senantiasa membunyikan bedug secara
bertalu-talu dalam lubuk hati sanubari
kita,sebagai laku tanggap terhadap panggilan
Yang Ilahi.

Share this post :

Posting Komentar

PAPAN PENGUMUMAN

Statistik Blog

 
Support : dzulAceh | DownloadRPP | BerintaNanggroe
Copyright © 2015. IPNU IPPNU PASURUHAN LOR - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Modified by dzulAceh
Proudly powered by Blogger